MUHASABAH DAN MENYUCIKAN
DIRINYA
Allahuakbar 3x Walillahilhamd,
Maha besar Allah, Tuhan sekalian alam yang telah menjadikan hari ini
sebagai hari bahagia, dan hari raya kemenangan bagi kaum muslimin dan Muslimat,
Maha suci Allah yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk membersihkan
diri dari sifat-sifat yang tercela, Maha kuasa Allah yang telah mempertukarkan malam
dan siang dan menghamparkan bumi yang luas ini dengan Rahmat dan Nikmat yang
tidak terhitung banyaknya.
Kini Ramadhan telah berlalu, hari-hari telah berganti, sebagaimana
halnya segala sesuatu pasti usai dan sirna, Segala yang terhimpun menjadi
terserak, segala yang hidup menjadi mati, Dan segala sesuatu di dunia ini akan
berakhir, semua akan musnah kembali kepada Allah, sebagaimana firman Allah-Nya:
تُرْجَعُونَ وَإِلَيْهِ الْحُكْمُ لَهُ جْهَهُ وَ ﻹإِ هَالِكٌ يْءٍشَ كُلّ
Artinya:
Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Baginya segala penentuan, dan
hanya kepadanyalah kamu dikembalikan (Al Qashash: 88)
Saudara, Segala yang ada dialam semesta ini, akan mengalami
perubahan dan rusak, Semua yang ada di bumi ini akan binasa, yang kekal hanyalah Dzat Allah swt, yang
mempunyai kebesaran dan kemulyaan (Arrahman: 55) Waktu
terus bergulir dan kehidupan silih berganti, Kita semua akan pulang pada suatu
tempat, dimana tidak ada lagi diskriminasi, kesewenangan, ketidak adilan, tidak
ada lagi yang kaya dan miskin, yang ada hanyalah manipestasi atau perwujudan
dari amal perbuatan kita, itulah syurga dan neraka. Yang hidup hari ini, besok
akan mati, yang hari ini masih berpijak di atas bumi, besok akan dikandungnya,
Itulah sunnah kehidupan, Yang abadi hanyalah iman dan amal kita, segala sesuatu
akan binasa kecuali amal yang dipersembahkan hanya kepada Allah SWT.
Allahuakbar 3x Walillahilhamd,
Dalam kesempatan
yang sangat singkat ini, marilah kita merenung kembali semua yang telah kita
lakukan hari kemaren
Muslim yang baik adalah
muslim yang senantiasa bermuhasabah dan mengkoreksi kembali segala tingkah laku
dan tindak tanduk setelah Ramadhan itu
berlalu, dan memperhatikan apa yang telah kita kerjakan, apakah semua kewajiban
telah ditunaikan dengan sempurna, atau sebaliknya semerawut dan bolong tidak
beraturan, bagi yang telah menunaikan kewajiban dengan sempurna, mereka berhak
untuk bersuka ria dan bergembira, inilah makna yang terkandung dalam sabda
Rasulullah SAW “Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan, apabila
berbuka ia gembira dengan bukanya dan apabila menghadap tuhan nanti ia bangga
dengan puasanya” kebahagiaan berbuka dirasakan setiap hari ketika menyantap
hidangan dan menyerumput minuman, seperti yang dilakukan Rasulullah saw, setiap kali datang saat berbuka rasulullah senantiasa berdoa
kepada Allah “Zahaba zhoma’u, wabtalatil
uruqu, watsabatal ajru, insya’ Allah, dahaga telah pergi, urat-urat basah
kembali, dan insya’ Allah pahala diberikan”.
Saudara, bahagia harian
semacam ini tidak dirasakan oleh orang-orang yang gelap muka dan mata hatinya,
yaitu mereka yang tidak mengenal kewajiban di bulan suci Ramadhan dan hak-hak
Tuhannya, Mereka hanya akan mendapatkan kenistaan, kehinaan dan kemudharatan di
hari yang penuh barokah ini, seuntai rangkaian do’a kita mohonkan kepada Allah
agar saudara-saudara kita itu diberikan hidayah oleh Allah, sehingga mereka
dapat memperbaiki prilakunya di Ramadhan mendatang.
Saudara, Hari ini kita berkumpul kembali di rumah Allah ini, berdiri
sama tinggi, duduk sama rendah dan sujud sama rata, dengan suasana yang dingin
dan hikamat, serta dipenuhi Rahmat, Baru
saja di tempat ini kita sama-sama menggemahkan dan memuji kebesaran Allah swt,
Sehingga langit disekitar kita gemuruh dengan suara btakbir, Setelah itu kita
serentak bersujud, meratakan dahi di atas tanah serayah mengucapkan pengakuan
kita akan kebesaran Allah Subhaanakallahummah Robbana Wabihamdika
Allahummaghfirli (Maha suci Allah dengan segala puji bagi-Nya, ya Allah Ampunilah Kami)” Saat ini
juga jutaan ummat Muslimin diseluruh dunia melakukan hal yang sama, Bergerak,
bertasbih, bersujud dan bertakbir bersama “Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar,
lailahaillahu wallahuakbar, Allahuakbar walillahilhamd”.
Ya Allah, di pagi yang dingin
ini saksikanlah kami ummat yang biasanya bercerai berai, kini berpadu memuji keagungan-Mu, kami ummat yang biasanya
melupakan-Mu, datang bersimpuh dihadapan-Mu, kami ummat yang sering mengabaikan
seruan dan panggilann-Mu, kini berusaha untuk kembali kepada-Mu, Ya Allah,
inilah kami hamba-hamba-Mu yang lemah, yang biasa terseret oleh hawa nafsu,
yang senantiasa diperbudak oleh dunia, yang bergelimang dosa, berserah diri
pada-Mu, Engkau yang maha kuasa, yang dapat menerima rintihan kami, atau Engkau
menolak dan akan menimpakan murka-Mu pada
kami, Ya Ghaffur, ya Rahim, wahai sang Pengampun dan Penyayang, ampunilah dan
sayangilah kami.
Saudara, hari ini hari Idul Fitri yaitu hari kembali kepada Fitra, atau
kembali kepada kesucian, satu bulan kita berusaha membersihkan diri kita, membersihkan
hati kita dari niat buruk, dari dendam,
benci, iri hati, dan penyakit-penyakit hati lainnya, membersihkan kehormatan
kita dari maksiat, dosa, kepasikan, dan akhirnya menyucikan harta kita dengan
mengeluarkan zakat fitrah. Puasa adalah latihan penyhucian diri, proses
membersihkan diri, proses tazkiyah, sebagaimana firman Alah
دَسَّاهَا مَن خَابَ وَقَدْ
زَكَّاهَا مَن أَفْلَحَ قَدْ
Sungguh
berbahagialah orang-orang yang menyucikan dirinya dan celakalah orang yang mengotori
dirinya (As-Syamsi: 9-10)
Allah membangkitkan rasul untuk menyucikan
ummat manusia: Allah berfirman Dalam Surat Al-Jumah ayat 2. Berbunyi:
Artinya: Dia-lah yang mengutus
kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan
ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka
Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar
dalam kesesatan yang nyata,
Saudara berikut ini marilah kita lihat beberapa contoh perwujudan
hamba Allah yang dengan ikhlas berjuang dan mengorbankan diri serta keluarganya
demi kesucian diri
Pertama
adalah penyucian diri
Bangsa Arab
jahilliyah adalah bangsa yang kotor, Kepercayaan kepada Allah telah dicemari
dengan pemujaan berhala dan benda-benda alam, ekonomi masyarakatnya telah
dikotori dengan penindasan yang kuat terhadap yang lemah, kesewenang-wenangan
yang kaya terhadap yang miskin, keserakahan yang berada terhadap yang melarat,
Kebudayaan mereka dinistai dengan kerendahan akhlaknya, ditandai dengan
penghinaan pada kaum wanita, perbudakan sesama manusia dan pemujaan hawa nafsu,
peradilan mereka adalah peradilan rimba, yang kuat selalu benar dan yang lemah
selalu salah, agama mereka adalah agama yang kaya dengan upacara, tetapi miskin
dengan pengamalan, agama yang menginjak-injak kemanusiaan.
Allah bangkitkan
Muhammad bin Abdullah saw, Ia sendiri orang suci dan dapat dipercaya, Ia lahir
dari keluarga yang shaleh, pengurus, pemelihara, dan penjaga Baitul Attiq,
baitullah yang suci, Kepada masyarakat yang kotor ditiupkannya angin kesucian,
Ia mengajak bangsanya mengingat kembali nama Allah dan memujahnya, Ia
mengingatkan manusia bahwa diri mereka telah tercemar akibat terlalu
mengutamakan dunia, pada hal akhirat lebih baik dan lebih kekal, Ia menyatakan
dirinya sebagai pelanjut pejuan-pejuang kemanusiaan sepanjang sejarah, penerus
para anbiya, pewaris perjuangan Ibrahim dan Musa, firman Allah Al ‘A’la: 14-19
Artinya: Sesungguhnya
beruntunglah orang yang membersihkan diri dengan beriman kepada Allah, dan
ingat nama tuhannya, lalu dia sembahyang, tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih
kehidupan duniawi, sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal, sesungguhnya
ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu yaitu suhub-suhub
Ibrahim dan Musa.
Sedikit demi sedikit
berubalah kondisi bangsa Arab, mereka memilih kesucian walau bergelimang darah
atau kehilangan nyawa, lihatlah Sumayyah, Bersama suaminya Yasir dan anaknya
Ammar, Sumayyah memeluk Islam, Ia bersihkan aqidahnya dari kemusrikan, Ia
dianiaya, dipukuli, dipanaskan di tengah padang pasir yang membakar, padahal
sumayyah adalah wanita tua yang rentah dan lemah, Sumayyah bertahan, Abu Jahal
datang dengan tombak ditangan, Ia memaksa Sumayyah mengucapkan kata-kata kufur,
Waktu itu Rasulullah saw, mengutus sahabat untuk menyampaikan berita kepada
Sumayyah, Rasul yang mulia ibah melihat derita yang dialami Sumayyah, Rasulullah mengizinkannya
untuk mengucapkan kalimah kufur, asal hati tetap beriman, Apa jawab Sumayyah?
Ablighu ‘Anni Rasulullahi Ssalam, Inna Sumayyatallati Thohharollahu
Qolbaha, Latastati’u Ana Talutsa Lisanaha, Bikalimatil Kufri (Sampaikan salamku kepada Rasulullahi saw, Sesungguhnya Sumayyah yang
telah Allah sucikan hatinya dengan iman, tidak akan sanggup mengotori lidahnya
dengan kata-kata kotor), mendengar kata –kata itu Abu Jahal marah, seketika itu
pula Abu Jahal menusukkan tombaknya ke rahim Sumayyah, seketika itu pula Sumayyah
menghembuskan nafasnya terakhir karena kehabisan darah, dan jadilah Sumayyah wanita
sahid pertama dalam Islam, Inilah Tazkiyatun Nafs atau penyucian diri.
Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, Walillahilhamd
Kedua Penyucian Moral
Buraidah ra,
dalam hadits yang diriwayatkan Muslim dan Abu Dawud, menceritakan peristiwa
lain, seorang wanita datang menemui Rasululah saw, lalu wanita itu berkata ya
Rasulullah Qod Zanaitu Fathohhirni” Ya Rasulullah, aku sudah berzinah,
sucikanlah aku, wanita itu meminta Rasulullah saw, menghukumnya dengan hukuman
mati, Rasulullah saw, Menolaknya dan menyuruhnya datang keesokan harinya, esoknya
ia datang lagi untuk meyakinkan Rasul bahwa ia telah hamil, Pulanglah, kata
Rasulullah saw, sampai engkau melahirkan anakmu, setelah melahirkan ia datang
lagi menemui Rasulullah dengan menggendong bayi yang masih merah terbungkus
kain, Rasul yang mulya menolaknya, Pulanglah susukan anakmu sampai engkau sapih,
setelah sekian lama ia datang lagi dengan bayi dan sekerat roti, lalu ia
menghadap Rasulullah sambil berkata Haza ya Rasulullah, Qod Fathomtuhu, Waqod
Ikalattho’am, Ini ya Rasulullah, sudah aku sapih, dan ia sudah makan
makanan, Nabi SAW menyuruh seorang sahabat merawat anak wanita itu, Ia
menetapkan hokuman rajam terhadap wanita itu, Ketika darahnya membesit dan
mengenai wajah Khalid, Khalid memaki wanita itu, mendengar kata-kata Khalid
Rasulullah saw, murkah lalu berkata:
Mahlan ya Khalid, Fawallazi
Nafsi Biyadihi, Laqod Taaba Taubah Lautabaha Shohibu Muksin Laghufirolahu Celaka engkau Khalid, Demi zat yang diriku di tangannya, wanita ini
telah bertaubat dengan suatu taubat yang begitu suci, sehingga kalau ada
pendosa besar bertaubat dengan taubat wanita ini maka Allah akan mengampuni
dosanya. Wanita Ghamidiyah ini tak sanggup hidup memikul dosa, Ia meilih
menyucikan dirinya dengan hukum Islam, Ia meilih dengan bertaubat, dengan
taubat sebenar-benarnya taubat, Inilah Tazkiyatul Faraj yaitu penyucihan
kehormatan yang ternoda, penyucian moral.
Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, Walillahilhamd
Ketiga Penyucian harta
Marilah kita
tengok wanita lain dari keluarga Rasulullah saw sendiri, Fatimah yang suci,
Sayyidatun Nisaa’ fil ‘alamin, ketika Al-Hasan dan Al-Husain jatuh sakit,
Fatimah dan suaminya bernazar untuk puasa selama tiga hari, pada saat
melaksanakan nazarnya, tahulah Fatimah bahwa dirumah tidak ada makanan buat
berbukah, Ali bin Abi Thalib suaminya, mengambil bulu domba dari orang Yahudi
untuk dipintal dengan upah tiga sak gandum. Hari pertama Fatimah menyelesaikan
sepertiga pekerjaan, dan memperoleh upah satu sak gandum, kemudian Fatimah memasaknya
dan membuat 5 potong roti, tepat ketika mau berbuka ada seorang miskin berdiri
dipintu rumahnya, wahai keluarga Muhammad, aku ini orang Islam yang miskin, berilah
makanan padaku, semoga Allah menjamu kalian dengan hidangan syurga,
Fatimah menyerahkan makanan itu dan menghabiskan malamnya dalam keadaan lapar.
Pada hari kedua dan ketiga terjadi hal yang sama, hanya
kali ini yang muncul meminta tolong adalah tawanan Muslimin dan anak yatim, ketika
Ali bin Abi Thalib membawa Hasan dan Husain menemui Rasulullah, nabi yang mulia
melihat kedua cucunya gemetar karena lapar, seperti kedua ekor burung yang
kedinginan, lalu Rasul berkata, hai abul hasan kata Rasulullah aku sedih
sekali melihat kalian, marilah kita temui Fatimah di mihrabnya, Setelah
Rasulullah berada dekat putrinya, Rasululah sangat ibah melihat apa yang
dialami putrinya, badan putrinya kurus, matanya sudah cekung. Nabi segera
memeluk putrinya, sambil berkata, Ya Allah tolonglah keluarga Muhammad yang hampir
kelaparan ini, Ketika itu turunlah surat Al Insan ayat 5-12.
Artinya: (5) Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas berisi
minuman yang campurannya adalah air kafur (6) yaitu mata air dalam syurga yang
daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan
sebaik-baiknya (7) Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang
azabnya merata di mana-mana (8) Dan mereka memberikan makanan
yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan (9)
Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan
keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula ucapan
terima kasih (10) Sesungguhnya Kami takut akan azab Tuhan kami pada suatu
hari yang di hari itu orang-orang bermuka masam penuh kesulitan (11)
Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada
mereka kejernihan wajah dan kegembiraan hati (12) Dan Dia memberi
balasan kepada mereka karena kesabaran mereka dengan syurga dan pakaian sutera
Saudara Inilah
Tazkiyatul Mal, penyucian harta, harta yang diperoleh dari kerja keras yang
halal, tetapi betapapun ia senangnya memiliki harta itu, ia tetap menginfakkannya
buat mereka yang menderita, yang melarat, yang sangsara, demi kesucian mereka
tidak sanggup makan di tengah tangisan orang lain yang kelaparan.
Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, Walillahilhamd
Keempat Penyucian
Kekuasaan
Orang Islam
tidak dilarang berkuasa, yang dilarang adalah mencemari kekuasaan dengan
kepentingan pribadi, kepentingan keluarga atau kepentingan golongan, menyucikan
kekuasaan berarti mendahulukan kepentingan masyarakat secara keseluruhan,
sesuai dengan tuntunan Allah SWT
Marilah kita
lihat seorang penguasa yang dibesarkan oleh Rasulullah saw, yang dididik hidup
dengan tuntunan wahyu dan berpedoman kepada sunnah, yaitu Sayyidina Ali bin Abi
Thalib, ketika ia menjadi Khalifah ia membagikan harta Baitul Mal, hanya kepada
yang berhak menerimanya, pernah suatu ketika Aqil saudaranya, meminta lebih dari
hak-haknya karena anak-anaknya sedang menderita, kata Ali wahai Aqil datanglah
nanti malam, engkau akan ku beri sesuatu.
Malam itu
Aqil datang
menemui Ali Karoma Wajha (KW), lalu Ali berkata, hanya ini saja untukmu,
Aqil segerah menjulurkan tangtannya untuk memegang pemberian Ali, tiba-tiba
Aqil menjerit, meraung seperti seekor sapi yang dibantai, rupanya ia memegang
sepotong besi yang menyalah, dengan tenang Ali berkata, itu besi yang dibakar api dunia,
bagaimana kelak aku dan engkau dibelenggu dengan rantai jahannam? Inilah
Tazkiyatus Sulthan, penyucian kekuasaan dari pencemaran-pencemaran kepentingan
pribadi, keluarga, kelompok dan golongan, dan Ali sebgai penguasa, memilih
hidup sangat sederhana dari pada memanfaatkan kekuasaaan untuk kepentingan dan
memperkaya diri dan keluarganya. Saudara inilah contoh-contoh profil sebagian
sahabat yang berusaha menyucikan dirinya dalam setiap situasi dan kendisi dan selalu
konsekwen dengan syari’at Allah
Allahuakbar, Allahuakbar,
Allahuakbar, Walillahilhamd
Pada hari
ini, pada Idul Fiti ini, pada hari kesucian ini, marilah kita hitung-hitung
kembali, sudah sejauh mana kita mensucikan diri kita, mari kita periksa apa
yang telah kita lakukan untuk mewujutkan latihan kesucian di bulan Ramadhan
yang lalu, seperti Sumayyah telah memilih di tusuk tombak oleh Abu Jahal si
laknat Allah dari pada mengotori dan mencemari lidahnya dengan kalimat-kalimat
kufur. Periksalah lidah kita, tidakkah kita dengan mudah mengobral makian, menyebarkan
fitnah, menggunjing kejelekan orang lain, tidakkah seenaknya saja kita
menyakiti perasaan orang lain, mengkafirkan yang tidak sepaham dengan kita, dan
membanggakan kefasikan kita, periksalah hati kita, tidakkah kita sering
memelihara di dalamnya rasa dengki, takabbur, iri hati, prasangka dan niat
jelek, periksalah hidup kita, bukankah kita sering mendahulukan kesenangan
dunia, kemewahan hidup, walaupun dengan mengotori kehormatan kita.
Fatimah telah
memilih diri dan keluarganya lapar dari pada membiarkan orang lain kelaparan,
demi kesucian dirinya, tetapi kita telah mencemarkan harta kita dengan merampas
hak-hak orang, dengan menyalah gunakan wewenang, dengan mengorbankan
kepentingan orang banyak, dan Ali bin Abi Thalib kw telah menyuruh Aqil saudaranya
sendiri memegang potongan besi yang menyala agar merasakan betapa nistanya
memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan pribadi dan keluarga.
Saudara pada
hari yang sangat suci ini marilah kita bertaubat seperti wanita Ghamidiyah yang
bertaubat dengan taubat yang sungguh-sungguh, mari kita bersihkan dosa-dosa dan
kesalahan kita yang lampau dengan merintis jalan kesucian di masa yang akan datang,
marilah kita kembali bertaubat, berserah diri pada aturan Allah dan Rasulnya.
Saudara
inilah khutbah singkat yang telah menguraikan tentang muhasabah seorang hamba
Allah dan profil-profil sebagian sahabat dalam menyucikan diri dan keluarganya,
semoga apa yang disampaikan pada saat yang suci ini dapat membawah barokah dan
ridha Allah Subhanahuwata’ala. Amiin Yarobbal Alamin.
Artinya: Demi masa, Sesungguhnya
manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Saudara Kaum Muslimin Dan Muslimat,
di akhir khutbah ini marilah kita berdo’a kepada Allah, memnjatkan do’a
mengharap ridho dan barokah-Nya
Ya Allah
Kesalahan telah
menutup kami dengan pakaian kehinaan
Perpisahan
dari-Mu telah membungkus kami dengan jubah kerendahan
Besarnya dosa
kami telah mematikan perasaan
Ya Allah
Inilah kami
bersimpuh di pintu keagungan-Mu
Bergetar berserah
diri kepada-Mu
Permohonan
hamba-Mu yang rendah dan hina ini
Ya Allah
Yang maafnya
lebih sering dari siksanya
Yang ridhanya
lebih besar dari murkahnya
Yang selalu
menganugerahkan ampunan kepada makhluknya
Naungi kesalahan
kami dengan awan rahmat-Mu
Hapuskan
dosa-dosa kami dengan pintu maaf-Mu
Curahi aib-aib
kami dengan hujan kasih-Mu
Jangan lewatkan
kami pada hari kiamat dari sejuknya ampunan dan maghfiroh-Mu
Jangan tinggalkan
kami dari indahnya maaf dan pengampunan-Mu
Ya Allah
Yang maha cepat
Redhohnya
Yang asma’nya menjadi
penawar
Yang mengingatnya
jadi penyembuh
Yang menaatinya
jadi kekayaan
Ampini kami yang
hanya punya harapan dan tangisan
Berikan cahaya
petunjuk-Mu kepada kami yang selalu berada dalam kegelapan
Ya Allah
Berikan kesehatan
kepada keluarga kami yang sekarang menantinya dengan ketabahan
Berikan
keselamatan kepada Negara dan agama kami yang selalu menghadapi ancaman
Sukseskan dan kelamatkan anak keturunan
kami dalam meniti hidup dan kehidupan yang penuh dengan keganasan dan kekejaman
Ya Allah Perkenankan do’a kami
Mengucapkan Selamat Idul Fitri 1433 H
Minal Aidin Wal Faifaizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin
Jazakumullahul Khoir