Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim, jadikan anak-anakku “Afifah Thahirah As Sundus, Muhammad Sayyid Al-Fattah, Muhammad Ayyasy Al Ghaniy, dan Aisyah Ghufairah Az Zahra” anak-anak yang bersifat Siddiq, Amanah, Fathonah, dan Tabligh. Ya Allah Ya Zaljalaliwal Ikroom, jadikan keempat amanah yang Engkau titipkan kepadaku ini para putra-putri yang sukses dan pemimpin pada masanya nanti amiin

KHUTBAH IDUL FITRI 1433 H


MUHASABAH DAN MENYUCIKAN DIRINYA

Allahuakbar 3x Walillahilhamd,
Maha besar Allah, Tuhan sekalian alam yang telah menjadikan hari ini sebagai hari bahagia, dan hari raya kemenangan bagi kaum muslimin dan Muslimat, Maha suci Allah yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk membersihkan diri dari sifat-sifat yang tercela, Maha kuasa Allah yang telah mempertukarkan malam dan siang dan menghamparkan bumi yang luas ini dengan Rahmat dan Nikmat yang tidak terhitung banyaknya.
Kini Ramadhan telah berlalu, hari-hari telah berganti, sebagaimana halnya segala sesuatu pasti usai dan sirna, Segala yang terhimpun menjadi terserak, segala yang hidup menjadi mati, Dan segala sesuatu di dunia ini akan berakhir, semua akan musnah kembali kepada Allah, sebagaimana firman  Allah-Nya:
                تُرْجَعُونَ وَإِلَيْهِ الْحُكْمُ لَهُ جْهَهُ وَ إِ هَالِكٌ يْءٍشَ كُلّ
Artinya: Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Baginya segala penentuan, dan hanya kepadanyalah kamu dikembalikan (Al Qashash: 88)
      Saudara, Segala yang ada dialam semesta ini, akan mengalami perubahan dan rusak, Semua yang ada di bumi ini akan binasa, yang kekal hanyalah Dzat Allah swt, yang mempunyai kebesaran dan kemulyaan (Arrahman: 55) Waktu terus bergulir dan kehidupan silih berganti, Kita semua akan pulang pada suatu tempat, dimana tidak ada lagi diskriminasi, kesewenangan, ketidak adilan, tidak ada lagi yang kaya dan miskin, yang ada hanyalah manipestasi atau perwujudan dari amal perbuatan kita, itulah syurga dan neraka. Yang hidup hari ini, besok akan mati, yang hari ini masih berpijak di atas bumi, besok akan dikandungnya, Itulah sunnah kehidupan, Yang abadi hanyalah iman dan amal kita, segala sesuatu akan binasa kecuali amal yang dipersembahkan hanya kepada Allah SWT.
Allahuakbar 3x Walillahilhamd,
Dalam kesempatan yang sangat singkat ini, marilah kita merenung kembali semua yang telah kita lakukan hari kemaren
Muslim yang baik adalah muslim yang senantiasa bermuhasabah dan mengkoreksi kembali segala tingkah laku dan tindak tanduk  setelah Ramadhan itu berlalu, dan memperhatikan apa yang telah kita kerjakan, apakah semua kewajiban telah ditunaikan dengan sempurna, atau sebaliknya semerawut dan bolong tidak beraturan, bagi yang telah menunaikan kewajiban dengan sempurna, mereka berhak untuk bersuka ria dan bergembira, inilah makna yang terkandung dalam sabda Rasulullah SAW “Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan, apabila berbuka ia gembira dengan bukanya dan apabila menghadap tuhan nanti ia bangga dengan puasanya” kebahagiaan berbuka dirasakan setiap hari ketika menyantap hidangan dan menyerumput minuman, seperti yang dilakukan Rasulullah saw, setiap kali datang saat berbuka rasulullah senantiasa berdoa kepada Allah “Zahaba  zhoma’u, wabtalatil uruqu, watsabatal ajru, insya’ Allah, dahaga telah pergi, urat-urat basah kembali, dan insya’ Allah pahala diberikan”.
Saudara, bahagia harian semacam ini tidak dirasakan oleh orang-orang yang gelap muka dan mata hatinya, yaitu mereka yang tidak mengenal kewajiban di bulan suci Ramadhan dan hak-hak Tuhannya, Mereka hanya akan mendapatkan kenistaan, kehinaan dan kemudharatan di hari yang penuh barokah ini, seuntai rangkaian do’a kita mohonkan kepada Allah agar saudara-saudara kita itu diberikan hidayah oleh Allah, sehingga mereka dapat memperbaiki prilakunya di Ramadhan mendatang.
Saudara, Hari ini kita berkumpul kembali di rumah Allah ini, berdiri sama tinggi, duduk sama rendah dan sujud sama rata, dengan suasana yang dingin dan  hikamat, serta dipenuhi Rahmat, Baru saja di tempat ini kita sama-sama menggemahkan dan memuji kebesaran Allah swt, Sehingga langit disekitar kita gemuruh dengan suara btakbir, Setelah itu kita serentak bersujud, meratakan dahi di atas tanah serayah mengucapkan pengakuan kita akan kebesaran Allah Subhaanakallahummah Robbana Wabihamdika Allahummaghfirli (Maha suci Allah dengan segala puji bagi-Nya,  ya Allah Ampunilah Kami)” Saat ini juga jutaan ummat Muslimin diseluruh dunia melakukan hal yang sama, Bergerak, bertasbih, bersujud dan bertakbir bersama “Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, lailahaillahu wallahuakbar, Allahuakbar walillahilhamd”.
                Ya Allah, di pagi yang dingin ini saksikanlah kami ummat yang biasanya bercerai berai, kini berpadu memuji  keagungan-Mu, kami ummat yang biasanya melupakan-Mu, datang bersimpuh dihadapan-Mu, kami ummat yang sering mengabaikan seruan dan panggilann-Mu, kini berusaha untuk kembali kepada-Mu, Ya Allah, inilah kami hamba-hamba-Mu yang lemah, yang biasa terseret oleh hawa nafsu, yang senantiasa diperbudak oleh dunia, yang bergelimang dosa, berserah diri pada-Mu, Engkau yang maha kuasa, yang dapat menerima rintihan kami, atau Engkau menolak dan akan menimpakan  murka-Mu pada kami, Ya Ghaffur, ya Rahim, wahai sang Pengampun dan Penyayang, ampunilah dan sayangilah kami.
Saudara, hari ini hari Idul Fitri yaitu hari kembali kepada Fitra, atau kembali kepada kesucian, satu bulan kita berusaha membersihkan diri kita, membersihkan hati  kita dari niat buruk, dari dendam, benci, iri hati, dan penyakit-penyakit hati lainnya, membersihkan kehormatan kita dari maksiat, dosa, kepasikan, dan akhirnya menyucikan harta kita dengan mengeluarkan zakat fitrah. Puasa adalah latihan penyhucian diri, proses membersihkan diri, proses tazkiyah, sebagaimana firman Alah
                               دَسَّاهَا مَن خَابَ وَقَدْ زَكَّاهَا مَن أَفْلَحَ قَدْ
Sungguh berbahagialah orang-orang yang menyucikan dirinya dan celakalah orang yang mengotori dirinya (As-Syamsi: 9-10)
Allah membangkitkan rasul untuk menyucikan ummat manusia: Allah berfirman Dalam Surat Al-Jumah ayat 2. Berbunyi:

 


Artinya: Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
Saudara berikut ini marilah kita lihat beberapa contoh perwujudan hamba Allah yang dengan ikhlas berjuang dan mengorbankan diri serta keluarganya demi kesucian diri
Pertama adalah penyucian diri
                Bangsa Arab jahilliyah adalah bangsa yang kotor, Kepercayaan kepada Allah telah dicemari dengan pemujaan berhala dan benda-benda alam, ekonomi masyarakatnya telah dikotori dengan penindasan yang kuat terhadap yang lemah, kesewenang-wenangan yang kaya terhadap yang miskin,  keserakahan yang berada terhadap yang melarat, Kebudayaan mereka dinistai dengan kerendahan akhlaknya, ditandai dengan penghinaan pada kaum wanita, perbudakan sesama manusia dan pemujaan hawa nafsu, peradilan mereka adalah peradilan rimba, yang kuat selalu benar dan yang lemah selalu salah, agama mereka adalah agama yang kaya dengan upacara, tetapi miskin dengan pengamalan, agama yang menginjak-injak kemanusiaan.
Allah bangkitkan Muhammad bin Abdullah saw, Ia sendiri orang suci dan dapat dipercaya, Ia lahir dari keluarga yang shaleh, pengurus, pemelihara, dan penjaga Baitul Attiq, baitullah yang suci, Kepada masyarakat yang kotor ditiupkannya angin kesucian, Ia mengajak bangsanya mengingat kembali nama Allah dan memujahnya, Ia mengingatkan manusia bahwa diri mereka telah tercemar akibat terlalu mengutamakan dunia, pada hal akhirat lebih baik dan lebih kekal, Ia menyatakan dirinya sebagai pelanjut pejuan-pejuang kemanusiaan sepanjang sejarah, penerus para anbiya, pewaris perjuangan Ibrahim dan Musa, firman Allah Al ‘A’la: 14-19



Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri dengan beriman kepada Allah, dan ingat nama tuhannya, lalu dia sembahyang, tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi, sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal, sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu yaitu suhub-suhub Ibrahim dan Musa.
                Sedikit demi sedikit berubalah kondisi bangsa Arab, mereka memilih kesucian walau bergelimang darah atau kehilangan nyawa, lihatlah Sumayyah, Bersama suaminya Yasir dan anaknya Ammar, Sumayyah memeluk Islam, Ia bersihkan aqidahnya dari kemusrikan, Ia dianiaya, dipukuli, dipanaskan di tengah padang pasir yang membakar, padahal sumayyah adalah wanita tua yang rentah dan lemah, Sumayyah bertahan, Abu Jahal datang dengan tombak ditangan, Ia memaksa Sumayyah mengucapkan kata-kata kufur, Waktu itu Rasulullah saw, mengutus sahabat untuk menyampaikan berita kepada Sumayyah, Rasul yang mulia ibah melihat derita yang dialami Sumayyah, Rasulullah mengizinkannya untuk mengucapkan kalimah kufur, asal hati tetap beriman, Apa jawab Sumayyah?



Ablighu ‘Anni Rasulullahi Ssalam, Inna Sumayyatallati Thohharollahu Qolbaha, Latastati’u Ana Talutsa Lisanaha, Bikalimatil Kufri (Sampaikan salamku kepada Rasulullahi saw, Sesungguhnya Sumayyah yang telah Allah sucikan hatinya dengan iman, tidak akan sanggup mengotori lidahnya dengan kata-kata kotor), mendengar kata –kata itu Abu Jahal marah, seketika itu pula Abu Jahal menusukkan tombaknya ke rahim Sumayyah, seketika itu pula Sumayyah menghembuskan nafasnya terakhir karena kehabisan darah, dan jadilah Sumayyah wanita sahid pertama dalam Islam, Inilah Tazkiyatun Nafs atau penyucian diri.
Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, Walillahilhamd
Kedua Penyucian Moral
                Buraidah ra, dalam hadits yang diriwayatkan Muslim dan Abu Dawud, menceritakan peristiwa lain, seorang wanita datang menemui Rasululah saw, lalu wanita itu berkata ya Rasulullah Qod Zanaitu Fathohhirni” Ya Rasulullah, aku sudah berzinah, sucikanlah aku, wanita itu meminta Rasulullah saw, menghukumnya dengan hukuman mati, Rasulullah saw, Menolaknya dan menyuruhnya datang keesokan harinya, esoknya ia datang lagi untuk meyakinkan Rasul bahwa ia telah hamil, Pulanglah, kata Rasulullah saw, sampai engkau melahirkan anakmu, setelah melahirkan ia datang lagi menemui Rasulullah dengan menggendong bayi yang masih merah terbungkus kain, Rasul yang mulya menolaknya, Pulanglah susukan anakmu sampai engkau sapih, setelah sekian lama ia datang lagi dengan bayi dan sekerat roti, lalu ia menghadap Rasulullah sambil berkata Haza ya Rasulullah, Qod Fathomtuhu, Waqod Ikalattho’am, Ini ya Rasulullah, sudah aku sapih, dan ia sudah makan makanan, Nabi SAW menyuruh seorang sahabat merawat anak wanita itu, Ia menetapkan hokuman rajam terhadap wanita itu, Ketika darahnya membesit dan mengenai wajah Khalid, Khalid memaki wanita itu, mendengar kata-kata Khalid Rasulullah saw, murkah lalu berkata:



Mahlan ya Khalid,  Fawallazi Nafsi Biyadihi, Laqod Taaba Taubah Lautabaha Shohibu Muksin Laghufirolahu Celaka engkau Khalid, Demi zat yang diriku di tangannya, wanita ini telah bertaubat dengan suatu taubat yang begitu suci, sehingga kalau ada pendosa besar bertaubat dengan taubat wanita ini maka Allah akan mengampuni dosanya. Wanita Ghamidiyah ini tak sanggup hidup memikul dosa, Ia meilih menyucikan dirinya dengan hukum Islam, Ia meilih dengan bertaubat, dengan taubat sebenar-benarnya taubat, Inilah Tazkiyatul Faraj yaitu penyucihan kehormatan yang ternoda, penyucian moral.
Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, Walillahilhamd
Ketiga Penyucian harta
Marilah kita tengok wanita lain dari keluarga Rasulullah saw sendiri, Fatimah yang suci, Sayyidatun Nisaa’ fil ‘alamin, ketika Al-Hasan dan Al-Husain jatuh sakit, Fatimah dan suaminya bernazar untuk puasa selama tiga hari, pada saat melaksanakan nazarnya, tahulah Fatimah bahwa dirumah tidak ada makanan buat berbukah, Ali bin Abi Thalib suaminya, mengambil bulu domba dari orang Yahudi untuk dipintal dengan upah tiga sak gandum. Hari pertama Fatimah menyelesaikan sepertiga pekerjaan, dan memperoleh upah satu sak gandum, kemudian Fatimah memasaknya dan membuat 5 potong roti, tepat ketika mau berbuka ada seorang miskin berdiri dipintu rumahnya, wahai keluarga Muhammad, aku ini orang Islam yang miskin, berilah makanan padaku, semoga Allah menjamu kalian dengan hidangan syurga, Fatimah menyerahkan makanan itu dan menghabiskan malamnya dalam keadaan lapar.
Pada hari kedua dan ketiga terjadi hal yang sama, hanya kali ini yang muncul meminta tolong adalah tawanan Muslimin dan anak yatim, ketika Ali bin Abi Thalib membawa Hasan dan Husain menemui Rasulullah, nabi yang mulia melihat kedua cucunya gemetar karena lapar, seperti kedua ekor burung yang kedinginan, lalu Rasul berkata, hai abul hasan kata Rasulullah aku sedih sekali melihat kalian, marilah kita temui Fatimah di mihrabnya, Setelah Rasulullah berada dekat putrinya, Rasululah sangat ibah melihat apa yang dialami putrinya, badan putrinya kurus, matanya sudah cekung. Nabi segera memeluk putrinya, sambil berkata, Ya Allah tolonglah keluarga Muhammad yang hampir kelaparan ini, Ketika itu turunlah surat Al Insan ayat 5-12.





Artinya: (5) Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas berisi minuman yang campurannya adalah air kafur (6) yaitu mata air dalam syurga yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya (7) Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana (8) Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan (9) Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula ucapan terima kasih (10) Sesungguhnya Kami takut akan azab Tuhan kami pada suatu hari yang di hari itu orang-orang bermuka masam penuh kesulitan (11) Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan wajah dan kegembiraan hati (12) Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka dengan syurga dan pakaian sutera  
Saudara Inilah Tazkiyatul Mal, penyucian harta, harta yang diperoleh dari kerja keras yang halal, tetapi betapapun ia senangnya memiliki harta itu, ia tetap menginfakkannya buat mereka yang menderita, yang melarat, yang sangsara, demi kesucian mereka tidak sanggup makan di tengah tangisan orang lain yang kelaparan.
Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, Walillahilhamd
Keempat Penyucian Kekuasaan
Orang Islam tidak dilarang berkuasa, yang dilarang adalah mencemari kekuasaan dengan kepentingan pribadi, kepentingan keluarga atau kepentingan golongan, menyucikan kekuasaan berarti mendahulukan kepentingan masyarakat secara keseluruhan, sesuai dengan tuntunan Allah SWT
Marilah kita lihat seorang penguasa yang dibesarkan oleh Rasulullah saw, yang dididik hidup dengan tuntunan wahyu dan berpedoman kepada sunnah, yaitu Sayyidina Ali bin Abi Thalib, ketika ia menjadi Khalifah ia membagikan harta Baitul Mal, hanya kepada yang berhak menerimanya, pernah suatu ketika Aqil saudaranya, meminta lebih dari hak-haknya karena anak-anaknya sedang menderita, kata Ali wahai Aqil datanglah nanti malam, engkau akan ku beri sesuatu.
Malam itu Aqil datang menemui Ali Karoma Wajha (KW), lalu Ali berkata, hanya ini saja untukmu, Aqil segerah menjulurkan tangtannya untuk memegang pemberian Ali, tiba-tiba Aqil menjerit, meraung seperti seekor sapi yang dibantai, rupanya ia memegang sepotong besi yang menyalah, dengan tenang Ali berkata, itu besi yang dibakar api dunia, bagaimana kelak aku dan engkau dibelenggu dengan rantai jahannam? Inilah Tazkiyatus Sulthan, penyucian kekuasaan dari pencemaran-pencemaran kepentingan pribadi, keluarga, kelompok dan golongan, dan Ali sebgai penguasa, memilih hidup sangat sederhana dari pada memanfaatkan kekuasaaan untuk kepentingan dan memperkaya diri dan keluarganya. Saudara inilah contoh-contoh profil sebagian sahabat yang berusaha menyucikan dirinya dalam setiap situasi dan kendisi dan selalu konsekwen dengan syari’at Allah
Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, Walillahilhamd
Pada hari ini, pada Idul Fiti ini, pada hari kesucian ini, marilah kita hitung-hitung kembali, sudah sejauh mana kita mensucikan diri kita, mari kita periksa apa yang telah kita lakukan untuk mewujutkan latihan kesucian di bulan Ramadhan yang lalu, seperti Sumayyah telah memilih di tusuk tombak oleh Abu Jahal si laknat Allah dari pada mengotori dan mencemari lidahnya dengan kalimat-kalimat kufur. Periksalah lidah kita, tidakkah kita dengan mudah mengobral makian, menyebarkan fitnah, menggunjing kejelekan orang lain, tidakkah seenaknya saja kita menyakiti perasaan orang lain, mengkafirkan yang tidak sepaham dengan kita, dan membanggakan kefasikan kita, periksalah hati kita, tidakkah kita sering memelihara di dalamnya rasa dengki, takabbur, iri hati, prasangka dan niat jelek, periksalah hidup kita, bukankah kita sering mendahulukan kesenangan dunia, kemewahan hidup, walaupun dengan mengotori kehormatan kita.
Fatimah telah memilih diri dan keluarganya lapar dari pada membiarkan orang lain kelaparan, demi kesucian dirinya, tetapi kita telah mencemarkan harta kita dengan merampas hak-hak orang, dengan menyalah gunakan wewenang, dengan mengorbankan kepentingan orang banyak, dan Ali bin Abi Thalib kw telah menyuruh Aqil saudaranya sendiri memegang potongan besi yang menyala agar merasakan betapa nistanya memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan pribadi dan keluarga.
Saudara pada hari yang sangat suci ini marilah kita bertaubat seperti wanita Ghamidiyah yang bertaubat dengan taubat yang sungguh-sungguh, mari kita bersihkan dosa-dosa dan kesalahan kita yang lampau dengan merintis jalan kesucian di masa yang akan datang, marilah kita kembali bertaubat, berserah diri pada aturan Allah dan Rasulnya.
Saudara inilah khutbah singkat yang telah menguraikan tentang muhasabah seorang hamba Allah dan profil-profil sebagian sahabat dalam menyucikan diri dan keluarganya, semoga apa yang disampaikan pada saat yang suci ini dapat membawah barokah dan ridha Allah Subhanahuwata’ala. Amiin Yarobbal Alamin.


 


Artinya: Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Saudara Kaum Muslimin Dan Muslimat, di akhir khutbah ini marilah kita berdo’a kepada Allah, memnjatkan do’a mengharap ridho dan barokah-Nya
Ya Allah
Kesalahan telah menutup kami dengan pakaian kehinaan
Perpisahan dari-Mu telah membungkus kami dengan jubah kerendahan
Besarnya dosa kami telah mematikan perasaan

Ya Allah
Inilah kami bersimpuh di pintu keagungan-Mu
Bergetar berserah diri kepada-Mu
Permohonan hamba-Mu yang rendah dan hina ini

Ya Allah
Yang maafnya lebih sering dari siksanya
Yang ridhanya lebih besar dari murkahnya
Yang selalu menganugerahkan ampunan kepada makhluknya
Naungi kesalahan kami dengan awan rahmat-Mu
Hapuskan dosa-dosa kami dengan pintu maaf-Mu
Curahi aib-aib kami dengan hujan kasih-Mu
Jangan lewatkan kami pada hari kiamat dari sejuknya ampunan dan maghfiroh-Mu
Jangan tinggalkan kami dari indahnya maaf dan pengampunan-Mu

Ya Allah
Yang maha cepat Redhohnya
Yang asma’nya menjadi penawar
Yang mengingatnya jadi penyembuh
Yang menaatinya jadi kekayaan
Ampini kami yang hanya punya harapan dan tangisan
Berikan cahaya petunjuk-Mu kepada kami yang selalu berada dalam kegelapan








Ya Allah
Berikan kesehatan kepada keluarga kami yang sekarang menantinya dengan ketabahan
Berikan keselamatan kepada Negara dan agama kami yang selalu menghadapi ancaman
Sukseskan dan kelamatkan anak keturunan kami dalam meniti hidup dan kehidupan yang penuh dengan keganasan dan kekejaman

Ya Allah Perkenankan do’a kami






KELUARGA BESAR INDRA GUNAWAN, S.A 
Mengucapkan Selamat Idul Fitri 1433 H
    Minal Aidin Wal Faifaizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin
    Jazakumullahul Khoir